Menurut ZULKIFFI A. M,
Data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah,
masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.
Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji
secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data
itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut
terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel
yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi
operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada
dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator
empiris dan pengukuran.
Jenis Data
Data (bentuk jamak.- bentuk
tunggalnya datum) adalah katagori dan bilangan atau angka yang
dihasilkan dari pengamatan yang bersifat agregatif. Pengamatan dikatakan
agregatif jika pengamatan atau pengukuran tersebut dilakukan minimal terhadap
satu individu tapi beberapa kali pengukuran atau satu kali pengukuran dari
beberapa individu. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam statistika adalah
data (jarang sekali menggunakan istilah datum) karna pengamatan yang bersifat
agregatif akan menghasilkan banyak datum.
Jenis-jenis data dapat
diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang tertentu. Data dapat
dikalsisfikasikan berdasarkan sifatnya, bentuk angka dan skala nilai dan sumber
dari mana dat itu siperoleh. Secara garis besar, macam dan jenis data statistik
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
sifat angkanya, data dapat
diklasifikasikan menjadi data diskrit dan data kontinu.
Data diskrit adalah data yang
dihasilkan melalui kegiatan membilang, seperti jumlah siswa, jumlah buku di
perpustakaan dan lain-lain. Sedangkan data kontinu adalah data yang
dihasilkan melalui kegiatan pengukuran seperti panjang, berat, suhu, dan
lain-lain. Kalau kita memperoleh data bahwa 1,5 kg permen memuat 230 butir,
maka 1,5 kg itu adalah hasil pengukuran berat, itu adalah data kontinu.
Sedangkan 230 butir merupakan data yang dihasilkan dari kegiatan membilang, itu
adalah data diskrit. Oleh karena itu data diskrit bersifat eksact
sedangkan data kontinu tidak exact.
Tinggi badan Amir adalah 1,62 meter
dan ia memiliki saudara sebanyak 3 orang. 1,62 meter memiliki kemungkinan salah
dalam mengukur, sebab mungkin saja yang sebenarnya adalah 1,625 metr atau 1,615
meter namun karena alat ukurnya menggunakan meteran tukang kayu, maka 0,005
meter sulit terbaca. Karenanya tidak exact. Namun banyaknya saudara Amir
tidak mungkin 2,8 atau 3,3 orang. Oleh katena itu 3 orang bersifat exact.
2.
Berdasarkan bentuk angkanya, data dapat
dibedakan ke dalam data tunggal dan data dikelompokan.
Data tunggal adalah data yang
setiap datum terdiri atas satu unit bilangan. Sedangkan data dikelompokkan
adalah data yang setiap datumnya terdiri atas beberapa bilangan. Ketika anda
mengatakan ada 5 siswa yang mendapat nilai 8, dan 6 siswa mendapat nilai 7, nilai
8 dan 7 adalah data tunggal. Jika anda mengatakan ada 10 siswa yang mendapat
nilai 4-6, dan ada lima siswa yang mendapat nilai 6,5-9. Data nilai 4-6 dan 6,5
– 9, itu adalah data yang dikelompokkan.
3.
Berdasarkan skala yang dipergunakan, data dapat
diklasifikasikan ke dalam data nominal, data ordinal, data interval, dan
data rasio
Data nominal
adalah angka yang hanya berfungsi sebagai symbol penggolongan dari
beberapa jenis objek. Misalnya jenis kelamin, lk=1, pr=0 ; penggolongan agama
disimbolkan dengan 1=Islam, 2=Kristen, 3=Katolik, 4=Hindu dan 5=Budha, dan
lain-lain. Angka-angka tersebut tidak berfungsi sebagai bilangan, oleh karena
itu tidak dapat dioperasikan dalam perhitungan. Angka 3 pada penggolongan agama
tidak berarti 3x1. Kristen tidak sama dengan 3 x Islam. Seorang Budha dan
seorang Islam tidak sama dengan 6. Hindu tidak dapat diartikan lebih baik satu
daripada katolik.
Data nominal merupakan upaya
mengubah variable kualitatif menjadi variable kuantitatif. Pada data nominal
hanya dibebani satu syarat yaitu kategori-kategori yang dibuat harus eksklusif
dan memeras. Ekslusif artinya satu objek tidak boleh dapat masuk
ke lebih dari satu kategori. Misalnya anda membuat kategori Laki-laki=1,
perempuan=0 dan anak-anak = 2. (penggolongan ini keliru; mengapa?). Memeras
artinya kategori-kategori harus cukup untuk menampung semua objek yang
diobservasi.
Data Ordinal adalah
skala atau bilangan-bilangan yang menunjukkan adanya peringkat. Misalnya empat
anak (Abdul, Burhan, Cahyadi dan Dudi) memiliki nilai ulangan 5, 6, 8, 9.
Disini anak yang mendapat nilai 8 jelas berada pada peringkat di atas anak yang
bernilai 6, dan seterusnya. Dalam data ordinal, disamping memenuhi syarat
eksklusif dan memeras juga harus menunjukkan urutan besarnya variable. Namun
perlu diperhatikan bahwa jarak antar urutan tidak mesti sama. Jika anak
tersebut diatas diurutkan berdasarkan nilai tersebut maka Dudi=1, Cahyadi=2,
Burhan=3 dan Abdul=4. Namun jarak nilai antara peringkat 1 dan 2 tidak sama
dengan jarak nilai antara peringat 2 dan 3.
Data
Interval adalah data yang memuat skala interval. Skala
interval adalah skala yang disamping memiliki semua sifat data ordinal juga
memilki jarak tertentu yang sama antara satu nilai dengan nilai lainnya. Namun
tidak menunjukkan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh. Pada sebuah kuis
yang diikuti oleh tiga peserta, pengarah memberikan skor awal sebagai modal
masing-masing 50. Setiap jawaban yang benar akan menambah skor sebanyak
10. Jika ketiga peserta memliliki skor 60, 70 dan 80, maka jarak dari 60
ke 70 sama dengan dari 70 ke 80 (yakni berbeda satu jawaban benar) namun jika
peserta A memiliki skor 60 dan peserta B memiliki skor 120 apakah jawaban benar
B dua kali banyaknya jawaban benar peserta A? mengapa ?
Data rasio adalah data
yang menggunakan skala rasio. Skala rasio adalah skala yang disamping memenuhi
semua sifat skala interval, juga memiliki sifat tambahan yaitu memiliki nol
secara mutlak. Perbedaan antara panjang 3 meter dan 6 meter sama denga
perbedaan antara 6 meter dan 9 meter. Disamping itu juga panjang 6 metr sama
dengan dua kali panjang 3 meter. Bandingkan dengan skala interval.
4. Berdasarkan
waktunya, data diklasifikasikan ke dalam data
seketika (cross section data) dan data Urutan waktu (time series data
/longitudinal/ bujur). Cross section data adalah data yang
menunjukkan keadaan suatu waktu dari suatu hal. Misalnya jumlah siswa tahun
pelajaran 2008/2009. Sedangkan time series data adalah data yang menunjukkan
perkembangan gejala suatu hal. Misalnya perkembangan berat badan balita setiap
bulan pada KMS di Posyandu.
Berdasarkan
sumber dari mana data itu diperoleh, ada dua macam yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
pertama sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian
data(Sugiyono, 2002)yang umum di gunakan dalam suatu penelitian
adalah:observasi, wawancara dan kuisioner
A.WAWANCARA
Menurut Prabowo (1996) wawancara
adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang
responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada
penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara
dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman
wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang
eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga
menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah
dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat
Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara
berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur,
yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara
dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok
untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur,
yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai
check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang
sesuai. Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam
mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa
meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Kerlinger (dalam Hasan 2000)
menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara
a.
Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan.
Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan
penjelasan.
b.
Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.
Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak
dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping
kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a.
Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunanya kurang baik.
b.
Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.
Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d. Ada
kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh
interviwer.
B.OBSERVASI
Disamping wawancara,
penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini
(1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini
observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil
wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek
dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan
data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton
(dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat
dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang
terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton
(dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam
observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang
diteliti akan atau terjadi.
b.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati
masalah secara induktif.
c.
Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian
sendiri kurang disadari.
d.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena
berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
e.
Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif
terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi
bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena
yang diteliti
MACAM-MACAM OBSERVASI
a. Observasi Partisipatif
•
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan
dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti
•
Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
•
Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan
tersebut.
•
Partisipasi Moderat meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa
kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
•
Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi
belum sepenuhnya lengkap
•
Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
•
Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan
penelitian.
•
Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui
informasi yang dirahasiakan narasumber.
c. Observasi tak Berstruktur
•
Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
•
Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi
MANFAAT OBSERVASI
•
Menurut Nasution (1988)
•
Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
•
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
•
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
•
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
•
Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
•
Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
OBYEK OBSERVASI
1.
Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2.
Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3.
Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4.
Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act
: Perbuatan / Tindakan tertentu
6.
Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7.
Time : Urutan Kegiatan
8.
Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9.
Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
TAHAPAN OBSERVASI
Observasi Deskriptif :
- Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
- Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
- Observasi Terfokus :
- Observasi dipersempit pada aspek tertentu
- Observasi Terseleksi :
- Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori
KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI
- 1. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.
- 2. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
- 3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.
- 4. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
KELEMAHAN METODE OBSERVASI
- 1. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
- 2. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
- 3. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
- 4. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
- 5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
C. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan
suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga
disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban
atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode
penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap
suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah
dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan
kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan,
diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat
distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya,
pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya
dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang
diajukan akan lebih tepat dan seragam.
MACAM-MACAM KUISIONER
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan
jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga
responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan
pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi
masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
KEUNTUNGAN METODE KUISIONER
- Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
- Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
- Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
- Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
- Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
- Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
KELEMAHAN METODE KUISIONER
- Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.
- Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian.
- Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.
- Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
- Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
- Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
- Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah terjawab atau belum.
- Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner.
PENGERTIAN VARIABEL
Variabel adalah suatu besaran yang
dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian.
Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami
permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains,
variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
Contoh :
“Usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya : 17 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan sebagainya “Nilai Ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti 5,6,7,40,75,80,100, dan sebagainya.
“Usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya : 17 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan sebagainya “Nilai Ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti 5,6,7,40,75,80,100, dan sebagainya.
Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Referensi
ü endangme.blogspot.com/2012/04/ragam-jenis-data-penelitian.html
ü
tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/
ü http://nilaieka.blogspot.com/2009/03/langkah-6a-menentukan-variabel.html