Minggu, 29 April 2012

PENGUMPULAN DATA


Menurut ZULKIFFI A. M, Data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Jenis Data
Data (bentuk jamak.- bentuk tunggalnya datum) adalah katagori dan bilangan atau angka yang dihasilkan dari pengamatan yang bersifat agregatif. Pengamatan dikatakan agregatif jika pengamatan atau pengukuran tersebut dilakukan minimal terhadap satu individu tapi beberapa kali pengukuran atau satu kali pengukuran dari beberapa individu. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam statistika adalah data (jarang sekali menggunakan istilah datum) karna pengamatan yang bersifat agregatif akan menghasilkan banyak datum.
Jenis-jenis data dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang tertentu. Data dapat dikalsisfikasikan berdasarkan sifatnya, bentuk angka dan skala nilai dan sumber dari mana dat itu siperoleh. Secara garis besar, macam dan jenis data statistik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.      Berdasarkan sifat angkanya, data dapat diklasifikasikan menjadi data diskrit dan data kontinu.

Data diskrit adalah data yang dihasilkan melalui kegiatan membilang, seperti jumlah siswa, jumlah buku di perpustakaan dan lain-lain. Sedangkan data kontinu adalah data yang dihasilkan melalui kegiatan pengukuran seperti panjang, berat, suhu, dan lain-lain. Kalau kita memperoleh data bahwa 1,5 kg permen memuat 230 butir, maka 1,5 kg itu adalah hasil pengukuran berat, itu adalah data kontinu. Sedangkan 230 butir merupakan data yang dihasilkan dari kegiatan membilang, itu adalah data diskrit. Oleh karena itu data diskrit bersifat eksact sedangkan data kontinu tidak exact.
Tinggi badan Amir adalah 1,62 meter dan ia memiliki saudara sebanyak 3 orang. 1,62 meter memiliki kemungkinan salah dalam mengukur, sebab mungkin saja yang sebenarnya adalah 1,625 metr atau 1,615 meter namun karena alat ukurnya menggunakan meteran tukang kayu, maka 0,005 meter sulit terbaca. Karenanya tidak exact. Namun banyaknya saudara Amir tidak mungkin 2,8 atau 3,3 orang. Oleh katena itu 3 orang bersifat exact. 

2.      Berdasarkan bentuk angkanya, data dapat dibedakan ke dalam data tunggal  dan data dikelompokan.

Data tunggal adalah data yang setiap datum terdiri atas satu unit bilangan. Sedangkan data dikelompokkan adalah data yang setiap datumnya terdiri atas beberapa bilangan. Ketika anda mengatakan ada 5 siswa yang mendapat nilai 8, dan 6 siswa mendapat nilai 7, nilai 8 dan 7 adalah data tunggal. Jika anda mengatakan ada 10 siswa yang mendapat nilai 4-6, dan ada lima siswa yang mendapat nilai 6,5-9. Data nilai 4-6 dan 6,5 – 9, itu adalah data yang dikelompokkan.

3.      Berdasarkan skala yang dipergunakan, data dapat diklasifikasikan ke dalam data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio
Data nominal adalah angka  yang hanya berfungsi sebagai symbol penggolongan dari beberapa jenis objek. Misalnya jenis kelamin, lk=1, pr=0 ; penggolongan agama disimbolkan dengan 1=Islam, 2=Kristen, 3=Katolik, 4=Hindu dan 5=Budha, dan lain-lain. Angka-angka tersebut tidak berfungsi sebagai bilangan, oleh karena itu tidak dapat dioperasikan dalam perhitungan. Angka 3 pada penggolongan agama tidak berarti 3x1. Kristen tidak sama dengan 3 x Islam. Seorang Budha dan seorang Islam tidak sama dengan 6. Hindu tidak dapat diartikan lebih baik satu daripada katolik.
Data nominal merupakan upaya mengubah variable kualitatif menjadi variable kuantitatif. Pada data nominal hanya dibebani satu syarat yaitu kategori-kategori yang dibuat harus eksklusif dan memeras. Ekslusif artinya satu objek tidak boleh dapat masuk ke lebih dari satu kategori. Misalnya anda membuat kategori Laki-laki=1, perempuan=0 dan anak-anak = 2. (penggolongan ini keliru; mengapa?). Memeras artinya kategori-kategori harus cukup untuk menampung semua objek yang diobservasi.
Data Ordinal adalah skala atau bilangan-bilangan yang menunjukkan adanya peringkat. Misalnya empat anak (Abdul, Burhan, Cahyadi dan Dudi) memiliki nilai ulangan 5, 6, 8, 9. Disini anak yang mendapat nilai 8 jelas berada pada peringkat di atas anak yang bernilai 6, dan seterusnya. Dalam data ordinal, disamping memenuhi syarat eksklusif dan memeras juga harus menunjukkan urutan besarnya variable. Namun perlu diperhatikan bahwa jarak antar urutan tidak mesti sama. Jika anak tersebut diatas diurutkan berdasarkan nilai tersebut maka Dudi=1, Cahyadi=2, Burhan=3 dan Abdul=4. Namun jarak nilai antara peringkat 1 dan 2 tidak sama dengan jarak nilai antara peringat 2 dan 3.
Data Interval adalah data yang memuat skala interval. Skala interval adalah skala yang disamping memiliki semua sifat data ordinal juga memilki jarak tertentu yang sama antara satu nilai dengan nilai lainnya. Namun tidak menunjukkan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh. Pada sebuah kuis yang diikuti oleh tiga peserta, pengarah memberikan skor awal sebagai modal masing-masing 50. Setiap jawaban yang benar akan menambah skor sebanyak 10.  Jika ketiga peserta memliliki skor 60, 70 dan 80, maka jarak dari 60 ke 70 sama dengan dari 70 ke 80 (yakni berbeda satu jawaban benar) namun jika peserta A memiliki skor 60 dan peserta B memiliki skor 120 apakah jawaban benar B dua kali banyaknya jawaban benar peserta A? mengapa ?
Data rasio adalah data yang menggunakan skala rasio. Skala rasio adalah skala yang disamping memenuhi semua sifat skala interval, juga memiliki sifat tambahan yaitu memiliki nol secara mutlak. Perbedaan antara panjang 3 meter dan 6 meter sama denga perbedaan antara 6 meter dan 9 meter. Disamping itu juga panjang 6 metr sama dengan dua kali panjang 3 meter. Bandingkan dengan skala interval.

4.      Berdasarkan waktunya, data diklasifikasikan ke dalam data seketika (cross section data) dan data Urutan waktu (time series data /longitudinal/ bujur).  Cross section data adalah data yang menunjukkan keadaan suatu waktu dari suatu hal. Misalnya jumlah siswa tahun pelajaran 2008/2009. Sedangkan time series data adalah data yang menunjukkan perkembangan gejala suatu hal. Misalnya perkembangan berat badan balita setiap bulan pada KMS di Posyandu.
Berdasarkan sumber dari mana data itu diperoleh, ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua.

Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian data(Sugiyono, 2002)yang umum di gunakan dalam suatu penelitian adalah:observasi, wawancara dan kuisioner
A.WAWANCARA
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara
a.         Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b.         Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.         Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a.         Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.
b.         Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.         Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d.     Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
B.OBSERVASI
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a.         Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b.         Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c.         Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d.         Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.         Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti
MACAM-MACAM OBSERVASI
a.  Observasi Partisipatif
•           Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti
•           Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
•           Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
•           Partisipasi Moderat meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
•           Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap
•           Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
•           Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
•           Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.
c. Observasi tak Berstruktur
•           Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
•           Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi

MANFAAT OBSERVASI
•           Menurut Nasution (1988)
•           Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
•           Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
•           Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
•           Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
•           Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
•           Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
OBYEK OBSERVASI
1.         Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2.         Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3.         Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4.         Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5.         Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6.         Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7.         Time : Urutan Kegiatan
8.         Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9.         Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang


TAHAPAN OBSERVASI
Observasi Deskriptif :
  1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
  2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
  3. Observasi Terfokus :
  4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu
  5. Observasi Terseleksi :
  6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI
  1. 1. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.
  2. 2. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
  3. 3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.
  4. 4. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
KELEMAHAN METODE OBSERVASI
  1. 1. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
  2. 2. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
  3. 3. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
  4. 4. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
  5. 5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
C. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
MACAM-MACAM KUISIONER
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
KEUNTUNGAN METODE KUISIONER
  1. Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
  2. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
  3. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
  4. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
  5. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
  6. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
KELEMAHAN METODE KUISIONER
  1. Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.
  2. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian.
  3. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.
  4. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
  5. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
  6. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
  7. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah terjawab atau belum.
  8. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner.


PENGERTIAN VARIABEL
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan. 

Contoh :
“Usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya : 17 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan sebagainya “Nilai Ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti 5,6,7,40,75,80,100, dan sebagainya.
 Macam-macam Variabel
1.    Variabel Kuantitatif.
a.    Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b.    Variabel kontinum
1)    Variabel  Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2)    Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3)    Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.

2.    Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.


3.    Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

4.    Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.

5.    Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

6.    Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

7.    Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.




 Referensi
ü  endangme.blogspot.com/2012/04/ragam-jenis-data-penelitian.html
ü  carapedia.com/pengertian_definisi_data_menurut_para_ahli_info505...Tembolok
ü  tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/
ü  http://nilaieka.blogspot.com/2009/03/langkah-6a-menentukan-variabel.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar